Bidang Kebudayaan Gelar Festival Permainan Rakyat

Kepala Seksi (Kasi) Cagar Budaya dan Tradisi Sejarah Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Patui, Trivita Puspita H.(Foto:SN/aed)



SAMIN-NEWS.COM  PATI-Bidang Kebudyaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabuaten Pati, Senin dan Selasa (1-2/10) pekan depan akan menggelar Festival Permainan Rakyat yang seluruh pesertanya, adalah dari kalangan siswa SD se-Kabupaten Pati. Sebanyak 21 kelompok sebagai wakil dari tiap-tiap kecamatan telah mendaftar dan siap untuk ambil bagian dal festival tersebut, di bangunan pendapa, di kompleks Stadion Joyokusumo.
Hal itu merupakan salah satu upaya pihaknya, untuk menyelamatkan dan melestarikan permainan rakyat tradisional yang pernah ada pada zamannya maupun yang masih ada hingga sekarang. Selebihnya hal itu untuk menggali dan mengenalkan kembali berbagai permainan rakyat yang pernah ada, dan masih berkembang di masyarakat.
Selain itu, kata Kepala Seksi (Kasi) Cagar Budaya dan Tradisi Sejarah Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati, Trivita Puspita H juga untuk mengembangkan nilai-nilai positif yang terdapat dalam berbagai kehidupan masyarakat, serta mengurangi pengaruh negatif terhadap budaya asing yang melanda berbagai aspek kehidupan.
Karena itu tema yang dipilih pun cukup Njawani, yaitu, dolanan, srawungan, sinambi sinau bebarengan. ”Sedangkan untuk sistem permainannya adalah berkelompok, di mana tiap kelompok terdiri dari 22 anak tiga di antaranya bertindak sebagai pemanfu dan narator yang menyampaikan keterangan singkat tentang nama permainan tersebut,”ujarnya.
Selebihnya, masih kata dia dicantumkan pula sejarah perkembangannya, peralatan yang digunakan, dan sebanyak 19 lainnya bisa enam di antaranya bisa bertugas sebagai pengiring musik.jika memang ada. Sebab, ada permainan yang tidak perlu menggunakan iringan musik seperti dakon, gasing, egrang maupun jethungan.
Jika festival permainan rakyat ini bisa terus dipertahankan kelangsungannya, maka sebagai bagian dari warisan budaya  yang pernah mengalami masa keemasan tentu bisa dirajut kembali. Apalagi dengan dukungan teknologi informasi sekarang yang sangat canggih, hal itu pasti bisa dimanfaatkan untuk menggarap berbagai bentuk warisan budaya tersebut menjadi lebih baik.
Akan tetapi  di sisi lain sekarang ini, berbagai bentuk game seperti playstation, film kartun justru lebih banyak menyita perhatian anak-anak sehingga permainan tradisional warisan budaya semakin ditinggalkan generasi sekarang. Kendati demikian, madih ada pula permainan tradisional yang bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran.
Sebab, permainan itu tetap memiliki nilai-nilai positif  sehingga bisa digalakkan lagi karena di dalamnya melekat sifat spotivitas. ”Selebihnya ada pula nilai-nilai kebersamaan, kejujurtan, dan sikap menghargai orang lain,”imbuhnya.(sn) 

About Post Author

Redaksi Samin News

Seputar Informasi Masyarakat Independen
Previous post KPU Pati Tawarkan Penyelesaian LADK PAN ke KPU Pusat
Next post Kampanye di Medsos Tetap Harus Memberitahu KPU
Social profiles