Tanda-tanda Waduk Gembong Tidak Akan Terisi Maksimal

Kondisi air Waduk Seloromo di Desa/Kecamatan Gembong, Pati hingga akhir Desember 2019 masih terbatas hanya sekadar untuk pembasahan konstruksi bangunan waduk sambil sedikit-sedikit dialirkan jaringan saluran di wilayah petani yang membutuhkan air.

SAMIN-NEWS.com, PATI – Jika hingga akhir tahun ternyata kondisi air tampungan Waduk Seloromo, di Desa/Kecamatan Gembong, Pati, hanya sekadar untuk memenuhi pembasahan konstruksi waduk, hal itu mengisyaratkan sampai Agustus tahun berikutnya, tampungann air waduk itu tidak akan maksimal. Lain halnya jika antara Januari s/d April terjadi perubahan curah hujan.

Dengan demikian, kondisi tersebut sejak dini mengisyaratkan agar pada musim kemarau atau masa tanam (MT) III, para petani di kawasan hilir jaringan irigasi waduk tersebut tidak terus terusan menanam padi, tapi harus kembali menanam palawija. Jika dipaksakan oleh petugas, suplai air bisa diberikan tapi harus dengan penjadwalan cukup ketat.

Itu artinya, kata beberapa pemerhati kondisi waduk yang biasanya pada akhir tahun seperti sekarang isinya sudah lumayan, karena bisa mencapai di atas dua juta meter kubik. Sedangkan kapasitas daya tampung air di Waduk Seloromo yang selama ini tidak pernah dilakukan pengerukan endapan lumpur sedimentasinya, rata-rata mencapai 9,5 juta meter kubik.

Akan tetapi, kondisi saat ini dampak dari tingginya tingkat sedimentasi kapasitas daya tampung air paling-paling maksimal tinggal 7,5 juta meter kubik. ”Jika sampai akhir tahun ini tanda-tanda penambahan isi waduk terasa sulit, maka kuncinya tinggal bulan Januari s/d April 2020,”ujar salah seorang di antara mereka Harjo Kardi (60)

Daerah genangan (kom) Waduk Seloromo, di Desa/Kecamatan Gembong, Pati, masih cukup luas yang belum terisi air.

Maksudnya, jika curah hujan di daerah tangkapan air di kawasan hulu cukup tinggi, kata seorang pemerhati lainnya, Muji (55), maka kemampuan waduk menampung air dari saluran penangkap/pengisi bisa maksimal. Dengan demikian, semua daerah genangan (kom) waduk tidak dalam kondisi kering kerontang seperti sekarang.

Harapan itu hanya tertumpu pada curah hujan selama empat bulan terakhir, sebelum memasuki musim kemarau. Jika rata-rata dalam satu bulan bisa menggelontorkan air sebanyak 2 juta meter kubik, sudah pasti akan didapat air hujan untuk mengisi daerah genangan waduk sebanyak 8 juta meter kubik.

Karena itu, jika ada sebagian air yang harus digelontorkan untuk kegiatan bercocok tanam di kawasan jaringan irigasi yang membutuhkan, kondisi tersebut tetap aman sampai empat bulan atau Agustus yang biasanya air waduk sudah penuh. Bulan-bulan berikutnya, air waduk tinggal menggelontorkan untuk menunjang upaya bercocok tanam para petani pada MT 3.

Sedangkan antara Januari-April, petani dalam bercocok tanam padi tetap menggantungkan pada turunnya hujan pada MT 2 yang biasanya mulai berkurang. ”Akan tetapi, kondisi cuaca dan iklim sekarang ini sulit diprediksi, seperti bulan Desember ini seharusnya curah hujan cukup tinggi ternyata hujan intensitasnya sangat rendah,”imbuhnya.

About Post Author

Alm. Alman Eko Darmo

Pemimpin Redaksi Samin News
Previous post Dandim 0718 Pati; Tugas TNI itu Menjaga
Next post RSUD Kayen Benar-benar Membanggakan
Social profiles