Siapa Sebenarnya Ki Ageng Kemiri?

Adegan akhir jatuh sakit dan meninggalnya Ki Ageng Kemiri yang dipentaskan Grup Ketoprak Laras Budaya Pati dengan meninggalkan pesan Kemiri diubah namanya menyesuaikan nama asli Ki Ageng Kemiri, yaitu Josari atau yang sampai sekarang disebut Sarirejo, Kecamatan Kota Pati.(Foto:SN/aed).


SAMIN-NEWS.COM  BICARA  soal wilayah kekuasaan Kadipaten/Kabupaten Pati yang semula bernama Pesantenan dalam konteks kesejarahan tentu tak bisa lepas dari Kemiri. Lokasi wilayah yang akhirnya menjadi sebuah desa dengan sebutan Sarirejo itu pun sampai sekarang masih banyak menyimpan misteri, selain ditetapkannya lokasi sebuah situs yang disebut Genuk Kemiri.
Di lokasi berupa gundukan tanah yang luasnya tidak seberapa itu, selain terdapat perkakas rumah tangga dari bahan tanah lihat yang disebut genuk maupun tempayan juga disebut-sebut terdapat makam Adipati Pesantenan/Pati pertama. Yakni, Raden Kembangjoyo yang berputra tunggal, dan akhirnya menjadi Adipati Pati sebutan Raden Tambranegara.
Dalam  konteks kesejarahan, nama Adipati yang memerintah pada masa Kerajaan Majapahit di bawah kekuasaan Raden Jayanegara (1323), adalah yang memindahkan pusat pemerintahannya dari Kemiri ke Kampung Kaborongan saat ini kembaoi diperdebatan kebenarannya oleh para pemerhati sejarah di daerah ini. Akan tetapi di tengah-tengah antara yang pro dan kontra, Grup Ketoprak Laras Budaya justru mencoba menguak misteri tentang keberadaan, siapa sebenarnya Ki Ageng Kemiri.
Untuk itu mantan Kepala Seksi (Kasi) Kebudayaan pada masa OPD Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pati, justru mempertegas bahwa sebelum runtuhnya Kasultanan Pajang, Sultan Hadiwijaya, ya Mas Karebet pernah menggelar Sarasehan di Bagelen (1562). Dalam kesempatan tersebut, Sultan Pajang itu minta kepada Ki Ageng Penjawi di musim kemarau ini berangkat ke Pati.
Tugas utamanya, adalah nggulawentah Pati yang sudah mempunyai wilayah dengan sebutan nama para pemukanya yang kala itu disebut Ki Gede atau juga Ki Ageng. Satu di antaranya adalah Ki Ageng Kemiri, atau nama aslinya adalah Josari seorang pengkelana pada saat Kerajaan Majapahit sudah berakhir dan berganti berdirinya Kerajaan Islam pertama di Jawa, Demak Bintoro.
Dia pun menikah dengan seorang perempuan warga setempat, yaitu Rara Jenar atau adik perempuan Ki Ageng Penjawi. Sedangkan kakak beradik itu adalah putri Kanjeng Sunan Kali Jaga, Rara Panengah yang dipersunting Ki Ageng Ngerang III, sehingga kedudukan Ki Gede Kemiri yang dituakan oleh para ki Gede lainnya dengan kedatangan Ki Ageng Penjawi, Kemiri pun boleh dibilang sebagai pusat pemerintahan.
Sampai peritiwa demi peristiwa, di antaranya adalah peristiwa skandal antara putri Ki Ageng Kemiri yang dikenal juga sebagai Rara Suli dengan orang manca, yaitu Mas Jenggot. Orang tersebut tak lain merupakan orang taklukan, raden Danang Sutowiojoyo putra Ki Ageng Pemanahan yang sengaja dikirim ke Pati.
Tempat tinggal menetapnya orang tersebut, tak lain di Gunung Patiayam sehingga saat terjadi skandal anatara Rara Suli yang sebenarnya sudah dinikahkan dengan putra Ki Ageng Penjawi, yaitu Wasis, maka Ki Ageng Penjawi pun kecewa dan ,eninggalkan Kemiri. Disusul salah satu putra Ki Ageng Kemiri, Mashadi karena malu atas terjadinya sekandal tersebut.
Padahal waktu itu perkawinan Rara Suli dengan kakak sepupunya, Wasis setelah kepergian Wasis mengikuti Adipati Jepara, Kalinyamat melakuikan ekspidisi kedua ke Selat Malak. Hal itiu sebuah kewajiban yang tak bisa ditinggalkan, karena Pati Pesantenan wilayah kekuasaanya memang di bawah Ratu Kalinyamat, Jepara.
Sejak rentetan ;peristiwa demi peristiwa, meskipun dari hasil jerih payah menangtunya, Wasis akhirnya mendapat surat kekancingan dari Kalinyamat sebagai Adipati Pati. Sedangkan puncak penyebab sakitnya Ki Ageng Kemiri, adalah atas keterkejutannya ketika Waskita Jawi putri Ki Ageng Panjawi yang petnah menjadi putri angkat Ki Ageng Kemiri, diminta pulang oleh suaminya, Sutowijo setelah Mataram berhasil dikelola menjadi sebuah desa.
Dalam kondisi sakit, Ki Ageng Kemiri minta agar nama Kemiri diubah karena dampak dari rentetan peristiwa yang memberikan pukulan baginya. Yakni, kakak iparnya yang juga besan, Ki Ageng Penjawi meninggalkan Kemiri, dkandal aib yang memalukan putrinya Rara Suli dengan Mas Jenggot, menghilangnya putra laki-lakinya, Mashadi yang meninggalkan Kemiri karena akibat skandal adik perempuannya.
Akan tetapi, kali terakhir putri yang pernah diasuhnya sejak kecil, Wasikta Jawi juga diminta pulang ke Mataram oleh suaminya, Danang Sutawijaya. Karena itu permintaan perubahan nama desa tempat tinggal dari Kemiri menjadi Josari/Sarirejo itu semata-mata dengan maksud, agar peristiwa yang menimpa keluarga secara beruntun tersebut tidak kembali terulang.(Ki Samin)

About Post Author

Redaksi Samin News

Seputar Informasi Masyarakat Independen
Previous post Grup Ketoprak Laras Budaya Kenalkan Cerita Ki Ageng Kemiri
Next post Disdukcapil Sisir Warga Berusia 17 Tahun untuk Rekam Data E-KTP
Social profiles