
SAMIN-NEWS.com,PATI – Produksi garam di tingkat petambak tengah mengalami penurunan. Imbasnya adalah harga garam briket pun di Kabupaten Pati harganya mengalami kenaikan.
Sri Winarti perajin garam briket asal Desa Lengkong, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati menyatakan pihaknya mengaku kesulitan mendapatkan bahan baku produksi di wilayah lokal. Akhirnya, ia terpaksa mencari hingga wilayah Jawa Timur yang membuat ongkos semakin mahal.
“Iya tentu kesulitan, karena di petani enggak ada barangnya, lagian stoknya menipis, petani enggak bisa produksi. Sampai membeli garam dari daerah Madura, Provinsi Jawa Timur,” ujarnya.
Kondisi demikian menyebabkan harga garam briket naik, yang semula Rp 850 per kilogram, sekarang menjadi Rp 1.800 per kilogram. Kenaikan sudah hampir terjadi sepekan lebih.
“Jadinya sekarang garam briket itu harganya pun naik sampai Rp 1.800 per kilogram, sebelumnya itu hanya Rp 850 per kilogram. Bahkan penjualan berimbas enggak memenuhi target dari produksi,” ujarnya.
Sri menyebut pihaknya mampu memproduksi 1.300 s/d 1.500 pack per hari. Setiap kemasan ada yang berukuran 0,8 ons dan 0,5 ons.
Pihaknya menjual garam briket ke sejumlah toko dan pasar, bahkan penjualannya sampai ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Per hari ia bisa menjual 1.000 pack garam briket.
“Jualnya di keliling pasar, di toko. Penjualan nggak mesti, kadang ya 500 pack sampai 1.000 pack, kadang ndak ada pembelian sama sekali,” paparnya.
Ia mengaku sedih atas kondisi yang dialami. dia berharap harga bahan baku garam briket kembali normal. Dan penjualan bisa stabil. Sehingga di pasaran harganya tidak melonjak.