Saluran Tambatan Hewan di Pasar Wage Dibuat Tertutup

Saluran di lingkungan tambatan Pasar Hewan Margorejo, Pati yang pada awalnya dibuat terbuka akhirnya ditutup.

SAMIN-NEWS.com, PATI – Fasilitas los tambatan hewan di Pasar Hewan Margorejo, Pati, ketika awal dibangun beberapa tahun lalu, untuk saluran air di sekelilingnya terutama bagian depam memang dibuat terbuka. Tujuannya tak lain, agar dalam upaya membersihkannya sebelum  hari pasaran, yaitu ”Wage” lebih mudah karena tinggal menyapu, dan bila perlu cukup disemprot dengan air.

Akan tetapi, hal itu membuat para pedagang sapi yang masuk ke los tambatan itu dinilai tidak tepat, karena saluran yang semula terbuka hanyalah kecil ukurannya. Kondisi tersebut sangat membahayakan hewan, utamanya sapi yang ditambatkan di los tambatan ketika harus terjadi transaksi antara penjual  dengan pembeli.

Dampak yang ditimbulkan, ungkap bagian pengelolaan fasilitas pasar umum maupun  pasar hewan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati, Widyo, adalah terperosoknya kaki hewan tersebut, baik saat hendak masuk maupun saat dibawa keluar dari tambatan. ”Risiko yang ditimbulkan jika salah satu kaki hewan tersebut terperosok, adalah mengalami patah tulang,”ujarnya.

Dengan demikian, lanjutnya, jika sapi dalam kondisi seperti itu maka untuk nilai jualnya menjadi merosot, sehingga pihaknya lebih baik memperhatikan apa yang menjadi keinginan para pedagang. Yakni, akhirnya harus menutup saluran yang semula terbuka sehingga bagian perbukaannya tidak ada lagi saluran terbuka, melainkan semua sudah tertutup rapat.

Karena itu petugas kebersihan hendaknya secara periodik mengontrol saluran tersebut, agar jangan sampai terjadi macet akibat saluran tersebut buntu. Sebab, hal itu sewaktu-waktu bisa terjadi, akibat dari lubang saluran yang tertutup sisa makanan, sehingga lubang saluran harus dibersihkan dari kotoran itu, dan jangan dibiarkan sampai menyumbat.

Masalahnya, jika hal tersebut sampai terjadi maka dampaknya bisa menimbulkan bau tak sedap mengingat saluran itu juga untuk membuang sisa-sisa air kencing sapi saat sedang ditambatkan. ”Prinsipnya meskipun dengan saluran tertutup, asal dalam menjaga kebersihannya benar-benar maksimal pasti air kencing sapi tak bakal tercium ke permukaan, caranya harus selelu digelontor air,” tandas Widyo.

About Post Author

Alm. Alman Eko Darmo

Pemimpin Redaksi Samin News
Ilustrasi : Warung di dekat pondok pesantren. Previous post Ketua Fraksi NasDem Sebut Pesantren Punya Potensi Besar Gerakkan Ekonomi
Ilustrasi : Sekelompok santri yang sedang bercengkerama. Next post Ketua Komisi A : Momen Hari Santri Sebagai Pengingat Pentingnya Persatuan
Social profiles