Abainya Pemerintah Terhadap Anak di Masa Pandemi

MUNGKIN bagi beberapa orang beranggarapan bahwa pandemi corona hanya mampu menginfeksi kaum usia tua. Namun pada kenyataannya, hal tersebut kini sudah tidak relevan lagi. Dari hasil temuan berbagai kasus, nyatanya corona tidak hanya menyerang kaum usia tua saja. Ia seperti tidak mengenal usia dan tak mau tebang pilih.

Bahkan dari data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut bahwa angka kematian anak akibat pandemi saat ini sudah memasuki fase cukup tinggi. Perlaporan 18 Mei lalu, tercatat 584 anak terkonfirmasi positif covid-19 dan 14 diantaranya meninggal dunia. Selain itu, 3.324 anak berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP), 129 di antaranya meninggal dunia.

Jumlah tersebut ternyata tidak stagnan berhenti disitu saja. 1 Juni lalu saja IDAI mencatat adanya kenaikan kematian anak akibat covid-19 hingga 26 orang. 160 orang anak lainnya meninggal dunia dengan status PDP, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kematian anak terkait COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara.

Hal tersebut tentu miris, lantaran selama ini selalu digembar-gemborkan bahwa anak sangat kecil kemungkinannya untuk terinfeksi covid-19. Kenyataan tersebut seolah menunjukkan abainya pemerintah terhadap anak dalam penanganan pandemi. Mereka hanya menggunakan dan menduplikasi metode penanganan yang dilakukan oleh negara lain tanpa mengkaji secara saintifik terlebih dahulu.

Menurut Ketua IDAI Aman B Pulungan, jumlah kasus COVID-19 pada anak di Indonesia bisa saja lebih tinggi dari catatan IDAI atau catatan pemerintah. Dugaannya tersebut didasari oleh ketersediaan data yang terbatas dan minimnya jumlah tes yang sudah dilakukan. Selain itu, dampaknya pada anak yang cenderung tidak menunjukkan gejala dinilai mempengaruhi penyebarannya sebelum virus terdeteksi.

Aman menambahkan bahwa pemerintah penting pula untuk meregulasi penanganan covid-19 yang berorentasi pada anak yang tentu sangat berbeda dengan orang dewasa.

Memanglah penting membuat regulasi penanganan covid-19 yang tidak hanya berorentasi pada satu kelompok saja. Pemerintah tentu harus memperhatikan semua kelompok termasuk dalam hal ini adalah anak-anak. Meliburkan sekolahnya saja tentu tidak cukup pak…

About Post Author

Redaksi Samin News

Seputar Informasi Masyarakat Independen
Previous post Penyerahan BLT DD di Kecamatan Margorejo Terlambat Berjam-jam
Next post Kepala Diskominfo Pastikan Penyaluran BLT DD di Tayu Tepat Sasaran
Social profiles