Wakil Bupati Saiful Arifin; Importir Garam Harus Jaga Keseimbangan Antara Impor dan Serapan

Wakil Bupati Saiful Arifin.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Terpuruknya harga garam rakyat selalu dialami para petambak garam di Kabupaten Pati, terutama pada puncak musim produksi benar-benar maksimal seoperti sekarang hingga Oktober mendatang. Dampak terburuk dalam kondisi seperti itu, adalah putus asanya para petambak yang bersangkutan untuk memanen garam hasil jerih payahnya.
Hal itu terjadi karena harga jual garam yang terpuruk hingga jauh di bawah harga normal, sehingga hasil kerja keras seharian di bawah sengatan terik matahari kemarau saat harus mengeruk garam darei ladangnya sama sekali tidak sepadan. Bagaimana hasil kwrja keras itu memadai jika garam yang dipanen dalam sekali mengeruk, paling-paling hanya menghasilkan Rp 70.000.
Melihat kondisi seperti itu, Wakil Bupati Saiful Arifin menegaskan perlunya keterlibatan perusahaan-perusahaan garam besar di daerahnya maupun pihak lain untuk ikut menaruh kepedulian. Yakni, ikut menstabilkan harga jual agar jangan sampai terpuruk jauh di bawah harga normal seperti sekarang dengan cara menyerap garam rakyat tersebut secara maksimal.
Untuk harga tetu tergantung kesepakatan berdasarkan kualitas hasil panenan, karena garam dari ladang yang baru dikeruk itu ada katagori kualitas (KW) 3, 2, dan KW 1. ”Jika para pengusaha berkomitmen untuk mengangkat dan memperbaiki nasib para petani garam, dalam melakukan penyerapan dan berapa kalkulasi harganya pasti pasti sudah paham,”katanya.
Apalagi, masih kata dia, garam rakyat yangvdibeli pada puncak masa panenan sepereru sekarang, sudah barang tentu akan masuk ke gudang penyimpanan. Faktor terjadinya penyusutan sudah barang tentu tak bisa dhindari, sehingga garam yang dibeli darei petani sesuai kualitas masing-masing juga sudah dipertimbangkan akan diolah sebagai garam konsumsi sekarang atau terlebih dahuu ditimbun dalam gudang pasti sudah diperhitungkan masak-masak.
Sedangkan satu hal yang tidak kalah penting, adalah rasa tanggung jawab pihak importir garam yang dinilai belum memunculkan tanggung jawabnya dalam menjaga keseimbangan. Seharusnya, pada saat para petambak garam rakyat memasuki puncak masa panen produksi seoertu sekarang seharusnya impor garam harus dilakukan pengurangan secara maksimal.
Sebaliknya yang diutamakan adalah melakukan penyerapan garam rakyat secara besar-besaran dengan mematok harga yang tidak menyebabkan terpurukinya harga jual di tingkat para petani. Hal itu merupakan bentuk dan tanggung jawab secara riil, karena keberdaaan petambak garam di Pati ini sudah melakukan aktifitas memproduksi garam secara turun temurun.
Hal itu membuktikan, bahwa memoproduksi garam memang sudah menjadi salah satu sumber kehidupan sehingga jika jika tidak dijaga keseimbangannya, maka dampak keterpurukan mereka tak bisa dihindari. ”Karena itu sekali lagi, para importir untuk dua bulan terakhir ini hendaknya bisa mengerem kuoat imporpornya dan beralih melakukan penyerapan garam rakyat,”tandasnya.(sn)

About Post Author

Redaksi Samin News

Seputar Informasi Masyarakat Independen
Previous post Petambak Garam di Pati Menjerit
Next post Dibutuhkan Sejumlah PT untuk Mengelola Bumdes Bersama
Social profiles