Libur Imlek Kelenteng Hok Tik Bio Dipadati Pengunjung

Suasana Kelenteng Hok Tik Bio Pati dalam liburan Tahun Baru Imlek 2570, Selasa (5/2) hari ini, pengunjung sejak pagi hngga sore ini terus memadati serambi kelenteng di kompleks Pecinan itu.(Foto:SN/aed)

SAMIN-NEWS.COM PATI  – Menyambut Tahun Baru Imlek 2570 di Tahun 2019 Masehi, sebenarnya Ketua Umum Kelenteng se-Kabuaten Pati, Eddy Siswanto, sebenarnya hanya dilakukan secara sederhana. Sehingga rangkaian acaranya pun tidak dikemas secara besar-besaran, melainkan secara sederhana.
Akan tetapi tiap tahun dalam kesempatan sama, masyarakat Pati sudah mencatatnya bahwa penyelenggaraan kirab budaya, eperti wajib hukumnay untuk selalu diselenggarakan. Dengan demikian, seperti siang tadi kirab budaya yang melintasi beberapa ruas jalan dalam Kota Pati pun dilakukan.
Terlepas dari hal itu, masyarakat pun menikmati liburan Tahun Baru Imlek ini dengan berkunjung ke Kelenteng Hok Tik Bio bersama keluarga. Tujuannya tak lain untuk mengabadikan kunjungannya ke kelenteng dengan berfoto bdrsama maupun berfoto swadiri, dengan pernik-pernik asesoris 

 seperti nyaala lilin besar dan maraknya warna merah yang mendominasi.

Berkait masalah itu, para pengunjung selama seharian yang datang silih berganti dan bagi yang merasa haus dan lapar, pihak kelenteng pun menyiadakan makan dan minum sehingga mereka tak perlu khawatir kalau merasa haus maupun lapar. ”Sedangkan yang cukup menggembirakan, karena sekarang masyarakat tak lagi sungkan untuk memasuki kelenteng,”kata penyelenggara penyambutan Tahun Baru Imlek, Kiai Happy Irianto.

Suasana saat makan bersama makan bersama di Kelenteng Hok Tik Bio Pati bagi siapa saja para pengunjung yang nerasa lapar.(Foto:SN/aed)

Karena itu, katanya lagi, sekarang masyarakat sudah memahami bahwa tradisi budaya kelenteng dalam ritual apa pun, pasti menyajikan keperluan makan dan minum untuk para pengunjung. Lebih-lebih dalam suasana menyambut Tahun Baru Imlek, sehingga sekarang jarak dan rasa sungkan masuk ke dalam lingkungan kelenteng tidak lagi menjadi penghambat bagi warga yang memang ingin mengetahuinya.
Setelah mengetahui hal itu, maka suasana di Pati yang semula masih dianggap sebagai hal yang tidak sebagaimana mestinya sekarang benar-benar sudah mencair, karena memang kian tertarik dan ikut mewarnai di dalamnya. Kendati demikian, masih ada kelompok tertentu merasa berhak untuk lebih tahu, tapi tidak menyadari bahwa masih ada yang maha tahu.
Dengan demikian, yang merasa lebih tahu itu sering salah dalam menafsirkan seolah-olah kelenteng ini tempat ibadah agana tertentu. Padahal kenyataannya bangunan budaya tersebut secara fisik adalah bangunan budaya peninggalan leluhur suku bangsa Tionghoa yang secara turun temurin sudah menjadi bagian dari bangsa di republik ini.
Brdasarkan kondisi tersebut, sudah semestinya dalam penyambutan Tahun Baru Imlek hendaknya tidak disamakan dengan ritual agama. ”Akan tetapi yang lebih adalah jelas dan gamblang dari semua itu, adalah  kondisi sebuah  peristiwa budaya yang sebenarnya kita bisa banyak memetik hikmahnya.”(sn-aed) 

About Post Author

Redaksi Samin News

Seputar Informasi Masyarakat Independen
Previous post Dalam Masa Reses Astori Undang Konstituen ke Rumah
Next post Dandim 0718 Pati Lepas Peserta Kirab Budaya Imlek
Social profiles