Arga Kencana Siap Bawa Sejarah Hari Jadi Pati ke Forum Audensi

Para pemerhati sejarah berdirinya Kabupaten Pati kembali dicermati dalam Jagong Sejarah, di Kelenteng Hok Tik Bio Pati, semalam.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Sejarah berdirinya Kabupaten Pati yang sejak 1994 tiap tanggal 7 Agustus selalu diperingati hingga sekarang, ternyata masih menyisakan ganjalan bagi para pemerhatinya. Bahkan saat ini atau setelah ada di antara mereka mempunyai lembaga formal  berupa Yayasan Arga Kencana, rasa yang mengganjal berkait dengan ketidakjujuran dalam penyusunan sejarah tersebut kembali menggeliat dan mengusiknya.
Apalagi saat ini justru ada anak yang baru duduk di bangku SMP, justru ikut tertarik menekuni Sejarah Pati yang sampai sekarang masih tetap dalam kondisi carut-marut dan sampai kapan pun akan selalu memunculkan rasa yang mengganjal jika para pemangku kepentingan di daerah ini tidak ada kemauan untuk merekonstruksikannya. Dampak buruk dari tidak jujurnya penyusunan sejarah tersebut, bahwa hal itu akan meracuni anak-cucu kita yang sekarang mulai tertarik untuk menekuninya.
Ketidakjujuran dalam penyusunan sejarah berdirinya Kabupaten Pati  oleh Tim Hari Jadi Pati (THJP) waktu itu dibenarkan salah satu saksi yang masih tersisa hingga sekarang, yaitu H Sugiono. Waktu itu yang bersangkutan kedudukan sebagi Wakil Ketua DPRD kabupaten setempat dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI), dan sebagai Bupati adalah Sunardji (alm).
Dengan demikian, katanya, dia pun merasa mempunyai andil karena ikut mensahkan dan ngedok ketidakjujuran Sejarah Berdirinya Kabupaten Pati yang ditetapkan dalam peraturan daerah (Perda). ”Jelas sejarah itu disusun oleh THJP untuk melengkapi syarat penilaian Adipura dengan ketergesa-gesaan karena hanya dalam waktu tiga bulan atas tuntutan bupati,”tandasnya.
Akan tetapi, katanya lagi, seiring berjalannya waktu pada dirinya muncul kesadaran atas kesalahan dalam menetapkan perda tersebut, maka dia pun menggandeng kalangan yang yang mempunyai kepedulian terhadap sejarah daerahnya. Salah satu sosok yang sampai sekarang masih intens dan konsekuen dengan segala keterbatasannya untuk menekuni dan mencermati sejarah Pati, adalah Djoko Wahyono.
Dari sosok berlatar belakang pendidikan untuk disiplin ilmu seni rupa, selama ini justru menghabiskan sisa waktu dalam hidupnya hanya untuk mencatat kembali sejarah Pati dengan kejujuran, dan apa adanya. Risiko atas sikap itu, akhirnya sejarah awal berdirinya daerah ini yang oleh THJP justru dimulai dari Adipati Tombronegoro dalam Prasasti Tuhanaru.
Sebelum mengungkap apa yang tertera dan tercatat dalam prasasti tersebut, tentang nama adipati itu oleh Djoko Wahyono pun dikupas berdasarkan hasil penelitian ilmiah yang dilakukan bertahun-tahun setelah 1994 hingga sekarang. Hal itu akan dikupas dalam dalam kesempatan lain, agar semakin gamblang.
Ditilik dari penggunaan nama jenis hewan laut untuk sebutan Ikan (Tombro-negoro) atau untuk nama orang pada zaman Majapahit, hal itu sudah menimbulkan pertanyaan. ”Sebab, penggunaan nama pada masa itu baik di kalangan bangsawan apa pun tingkatannya, tidak ada yang memakai nama atau gelar sejenis ikan,”tutur dia.
Atas ketidakjujuran sampai hal-hal terkecil dalam penyusunan sejarah Hari Jadi Kabupaten Pati oleh THJP yang sampai sekarang menyisakan ganjalan tersebut, Aan selaku Ketua Yayasan Arga Kencana kini menyiapkan kelengkapan materi kesejarahan sebagai bahan untuk mengajukan permintaan audensi dengan pihak DPRD setempat. ”Dasarnya, karena pihak legislatif telah menetapkan sejarah berdirinya Kabupaten Pati dalam perda,”katanya.(sn)-(bersambung)

About Post Author

Redaksi Samin News

Seputar Informasi Masyarakat Independen
Previous post Kendati Prihatin, Bupati Tidak Akan Serukan Boikot Pekerja Kebersihan
Next post Jelang Kampanye Pamilu 2019; Desmon Hastiono Berkiprah
Social profiles