Masyarakat Bantu Menyiapkan Kelengkapan Sembayang Rebutan di Klenteng Hok Tik Bio

Penyiapan kelengkapan lain dalam ritual Semabayang Arwah di Kelenteng Hok Tik Bio Pati, adalah pembuatan lima gunungan yang akan diperebutkan oleh pengunjung besok.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Melalui upaya interaktif yang terusa dilakukan dan penyampaian pemahaman bahwa kelenteng bukanlah tempat ibadah  suata agama, melainkan untuk ritual atas budaya peninggalan leluhur, maka lambat laun warga pun memahami. Dari hasil pemahaman itulah, banyak yang  ikut membantu jika kelenteng tengah mempunyai gawe.

Malam ini Kelenteng Hok Tik Bio di Kompleks Pecinan Pati masih sibuk menyiapkan kelengkapan  untuk ritual, yaitu Sembayang Arwah (Khinghooping) atau juga Sembayang Rebutan, dan istilah lainnya Ulambana. Karena itu, penyiapan gunungan berupa rangkaian sandang dan pangan juga disiapkan pula puluhan kendi, perkakas dari tanah liat untuk menempat air minum.
Untuk keperluan penyiapan kelengkapan tersebut, kata Koordinator Kelenteng se-Kabupaten Pati, Eddy Siswanto, ternyata banyak warga yang mulai ikut terlibat memberi bantuan tenaga. Sehingga lima gunungan yang mengandung filosofi Jawa, wujud dari sedulur papat lima pancer bagi artio kepentingan seorang manusia pun selesai dikerjakan.
Selebihnya tinggal menyiapkan sandang dan pangan lainnya yang ditempatkan pada bentangan, ada pun  kegunaannya juga diperebutkan pengunjung bersama lima gunungan  tersebut. ”Untuk rebutan ini akan dilangsungkan sekitar pukul 11.00, setelah melalui ritual mendokan para arwah yang sudah meninggal siapa pun mereka.”ujarnya.
Berkait acara ritual itu, masih kata Eddy Siswanto, sore hari tadi dia sudah melakukan sembayang untiuk menyampaikan pemberitahuan kepada bumi, bahwa besok akan berlangsung ritual tersebut. Mengapa harus menyampaikan pemberitahuan kepada bumi, karena di atas bumilah kita ini bisa menjalani kehidupan sehari-hari.
Dengan kata lain, bahwa ritual sembayang arwah juga sekaligus sebagai penghormatan oleh kita yang masih hidup terhadaop bumi yang kita pijak sehari-hari, sehingga tak beda jauh apa yang dilakukan masyarakat lainnya. Yakni, memetri atau sedekah bumi yang ritualnya tak lain sebagai ungkapan dan rasa syukur, serta penghormatan kepada leluhur.
Sedangkan ritual utama di kelenteng, adalah melakukan sembayang arwah yang tak lepas dari rangkaian aneka sesaji. Untuk memanjatkan doa bagi para arwah dilakukan lamgsung oleh seorang Thangkie kelenteng yang tak lain adalah seorang modin yang didatangkan khusus dari Kelenteng Welahan, Jepara.
Selesai doa, adalah merupakan puncak acara berupa pemberian kesempatan kepada pengunjung untuk melakukan rebutan sandang dan pangan yang sudah dirangkai dalam bentuk gunungan. ”Untuk rangkaian ritual yang lain, adalah pembakaran replika rumah-rumahan yang maksudnya agar rumah itu ditempati para arwah yang belum mendapatkan tempat layak setelah kematiannya,”imbuh Eddy Siswanto.(sn)

About Post Author

Redaksi Samin News

Seputar Informasi Masyarakat Independen
Previous post Rekomendasi Pembelian Solar Bersubsidi juga Siap Dikeluarkan DKP
Next post Baksos Sembayang Arwah Bagi-bagi Beras
Social profiles