Tiang Telepon Kabel Akan Menjadi Kendala Normalisasi Kali Simo

Deretan tiang telepon kabel di tanggul alur Kali Simo baik ke hulu maupun ke hilir akan menjadi kendala tersendiri dalam pelaksanaan normalisasi alur Kali Simo, di pinggir jalan raya Pati-Juwana.

SAMIN-NEWS.com, PATI – Mengacu pengalaman beberapa tahun lalu saat alur Kali Simo dinormalisasi dari hulu hingga ke hilir, maka salah satu yang menjadi kendala justru banyaknya tiang telepon kabel yang berdiri di tanggul alur kali tersebut. Akibatnya, normalisasi yang seharusnya bisa menambah lebar alur kali dengan mengeruk tanggul sisi utara tak bisa dilaksanakan.

Pasalnya, sekitar satu sampai satu setengah meter dari bibir alur kali tersebut sudah terdapat deretan tiang telepon, kecuali pihak yang berkompeten terlebih dahulu menggeser deretan tiang telepon kabel itu ke utara. Sehingga lebar tanggul akan mengikutinya, karena di sisi utara tanggul masih terdapat bantaran alur kali itu yang bisa dimanfaatkan untuk membuang tanah hasil galian.

Dengan demikian, kata beberapa pihak yang selama ini mencermati kondisi alur Kali Simo, jika ditambah upaya mengeruk tanggul selebar 1 s/d 1,5 meter maka lebar kali pun akan bisa bertambah. Akan tetapi permasalahannya, pada lebar tanggul tersebut sudah menjadi tempat berdirinya tiang teleponĀ  sehingga jika bagian itu digali, risikonya tiang telepon itu akan roboh.

Karena itu, sebelum pelaksanaan normalisasi dilaksanakan akan lebih baik jika pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana juga menghubungi pihak PT Telkom untuk berkoordinasi menyangkut tiang telepon itu. ”Misalnya pihak BBWS hanya memberi tahu, seharusnya PT Telkom bisa menggeser semua tiang telepon itu ke utara,”ujar salah seorang di antara mereka, Moh Argono.

Bantaran alur Kali Simo yang berada di sisi utara tanggul alur kali tersebut, masih bisa dimanfaatkan untuk memperlebar alur kali, tapi menghadapi kendala berdirinya deretan tiang telepon.

Itulah, masih kata dia, yang menjadi kendala mengapa pada saat normalisasi alur kali tersebut beberapa tahun lalu tidak bisa dilakukan. Jika alasan faktor teknis, tapi hal berkait dengan sempitnya alur kali tersebut selalu memunculkan masalah, utamanya bila di kawasan hulu tengah turun hujan deras maka gelontoran airnya limpas ke jalan raya.

Sebab, di sisi selatan alur kali yang berbatasan dengan bahu jalan tidak bertanggul sehingga limpasnya air bercampur lumpur dari hulu tak bisa dihindari. Apalagi, jika air di alur kali tersebut juga terhalang tumpukan sampah yang membuat bawah jembatan tersumbat, maka limpasnya air ke jalan raya terutama di KM 3 hingga KM 5 Pati-Juwana.

Karena itu, jika dalam pelaksanaan normalisasi alur Kali Simo bisa sedikit diperlebar dengan mengeruk tanggul di sisi utara, maka jika terjadi gelontoran air hujan dari hulu yang sedikit lebih besar masih tetap tertampung atau tidak limpas. Prinsip normalisasi alur kali tersebut tidak perlu harus terlalu dalam tapi justru melebar itu adalah lebih baik.

Terlepas dari hal tersebut, mudah-mudahan hal ini menjadi masukan pihak yang berkompeten agar dalam pelaksanaan normalisasi benar-benar tuntas meskipun belum secara keseluruhan Kali Simo. ”Sebab, normalisasi hanya mulai dari KM 3 hingga KM 6, yaitu dari Dukuh Lambangan, Desa Sugiharjo hingga Dukuh Cangkring, Desa Widorokandang, keduanya di Kecamatan Kota Pati,”.

About Post Author

Alm. Alman Eko Darmo

Pemimpin Redaksi Samin News
Previous post Banprov Untuk Sarpras Jalan di Pati Capai Puluhan Miliar Rupiah
Next post Penyumbatan Jembatan Akan Berlangsung Berganti-ganti
Social profiles