
SAMIN-NEWS.com, PATI – Dalam rangka memperkuat komitmen desa dalam membangun lingkungan yang aman, ramah, dan mendukung tumbuh kembang anak serta pemberdayaan perempuan, DINSOSP3AKB bidang Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak menyelenggarakan Rapat Koordinasi Desa Layak Anak (DEKELA) dengan fokus utama pada penguatan Tim SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak), sebagai bagian dari upaya strategis untuk meningkatkan kinerja DRPPA (Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak).
Kegiatan yang berlangsung di Ruang Joyo Kusumo dengan dihadiri perwakilan 105 desa yang memiliki perhatian terhadap isu-isu perempuan dan anak.
Desa Layak Anak bukan hanya sebuah label administratif, tetapi representasi dari komitmen desa dalam menjamin kebutuhan hak-hak anak dan perempuan secara holistik. Sudah barang tentu konteks ini, dengan hadirnya tim SAPA sangat penting sebagai garda terdepan yang berperan dalam pencegahan, penanganan, dan pendampingan terhadap kasus kekerasan serta persoalan sosial yang menimpa perempuan dan anak di wilayah Kabupaten Pati.
Adapun tujuan dari rapat koordinasi ini disampaikan oleh Kabid PPPA Hartini sebagai berikut, untuk menguatkan kapasitas dan peran tim SAPA dalam menjalankan fungsinya secara optimal di tingkat desa guna mensinergikan program DEKELA dengan DRPPA, agar lebih terarah dan berdampak langsung pada masyarakat, menyusun rencana aksi terpadu, yang melibatkan seluruh pihak dalam mendukung sistem perlindungan perempuan dan anak yang responsif, partisipatif, dan berkelanjutan.
Acara dibuka secara resmi oleh Sekretaris DINSOSP3AKB Bpk Hartotok dalam sambutannya menekankan pentingnya pendekatan berbasis komunitas dalam perlindungan perempuan dan anak. tim SAPA harus menjadi representasi wajah desa yang peduli dan responsif terhadap kebutuhan perempuan dan anak. Kita tidak bisa hanya bekerja secara administratif, tapi harus hadir dan nyata dalam kehidupan warga,” ujarnya.
Dalam sesi pemaparan materi diisi oleh narasumber dari DinsosP3AKB Pati yaitu ibu Anggia Widiari, yang menyampaikan 10 indikator capaian DRPPA, fungsi strategis tim SAPA, serta pentingnya pelibatan multi-stakeholder dalam membangun sistem perlindungan yang efektif di tingkat desa. Narasumber juga mengajak peserta untuk memahami pendekatan intervensi berbasis hak anak dan kesetaraan gender sebagai fondasi dari pembangunan desa berkelanjutan.
Diskusi berjalan interaktif, dengan berbagai masukan dan pengalaman lapangan dari tim SAPA, seperti tantangan penanganan kasus kekerasan dalam rumah tangga, minimnya akses bantuan hukum, hingga perlunya pelatihan lanjutan bagi anggota tim. Beberapa peserta juga mengusulkan pembentukan pos layanan ramah anak dan perempuan di tiap dusun atau RT sebagai bentuk deteksi dini.
Sudah barang tentu hasil dari rapat koordinasi ini, terdapat rekomendasi integrasi beberapa langkah konkret, diantaranya
– Penguatan Relawan tim SAPA
⁃ Kolaborasi antar kader dan relawan di desa
⁃ pendampingan teknis terpadu oleh DP3A dan
⁃ Monitoring dan evaluasi berbasis data terpilah
Melalui kegiatan ini, diharapkan lahir kesadaran kolektif bahwa perlindungan anak dan pemberdayaan perempuan bukan hanya tugas satu-dua pihak saja, melainkan menjadi tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Pati. Desa Layak Anak dan DRPPA adalah desa yang menempatkan anak sebagai subjek pembangunan, bukan hanya sekadar objek.
Dengan semangat gotong royong dan bersinergi antar-lembaga, 105 desa yang hadir sudah barang tentu siap menjadi pelopor desa yang aman, ramah, dan inklusif bagi anak-anak dan perempuan. Melindungi anak, memberdayakan perempuan, membangun desa berdaya di wilayah Kabupaten Pati.