Munas II APTRI; Petani Tebu Indonesia Harus Fokus Tingkatkan Produktivitas dan Kualitas

Dewan Pembina APTRI, HM Arum Sabil
Sekretaris Umum (Sekum) DPP APTRI, H Adjie Sudarmadji dalam Musyawaran Nasional (Munas) II APTRI Tahun 2022, di Hotel Best Western Papilio Kota Surabaya, Jumat (18/Maret) 2022 kemarin (atas). Ketua Dewan Pembina APTRI, HM Arum Sabil, saat memberikan sambutan dalam Munas tersebut (bawah).(Foto:SN/dok-ji-aed)

SAMIN-NEWS.com, SURABAYA – Jumat (18/Maret) 2022 kemarin, di Hotel Western Papilio Kota Surabaya, berlangsung Masyawarah Nasional (Munas) II  Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indondesia (APTRI). Dalam kesempatan tersebut Ketua Dewan Pembina APTRI, HM Arum Sabil, berharap agar Munas terlaksana dengan penuh kedamaian dan penuh kesadaran.

Mengutip harapan Ketua Dewan Pembina APTRI tersebut, Sekretaris Umum (Sekum) DPP APTRI, asal Pati, H Adjie Sudarmadji, mengharap agar Munas juga dilaksanakan secara demokratis dan penuh kekeluargaan. Sehingga semuanya akan berjalan dengan baik, di jalan kebenaran.

Selain itu juga diungkapkan, saat ini yang harus difokuskan bagi seluruh petani tebu di Indonesia, adalah terkait cara peningkatan produktivitas dan kualitas yang berdaya saing. Karena itu, adanya petani yang memiliki kualitas berdaya saing, maka gula-gula yang diimpor dari luar negeri tidak akan mudah masuk ke Indonesia.

Demikian pula sebaliknya, jika petani di Indoensia tidak memiliki daya saing, maka gula impor pun akan leluasa masuk ke Indoensia. ”Karena itu diharapkan, petani tebu di Indonesia harus mampu mendorong pemerintah agar mengaktifkan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI),”tandasnya.

Suasana Munas Asosiasi Petani Tebu
Suasana Munas Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indoensia (APTRI) di Hotel Best Western Papilio Surabaya.(Foto/SN-dok-ji-aed)

Seperti halnya negara-negara produsen besar gula dunia, masih kutih H Adjie Sudarmadji, dapat menghasilkan produktivitas gula tinggi dengan efisien yang bagus, karena mengedepankan pusat penelitian dan pengembangan. Atau Research and Development, sehingga terus berinovasi varuetas-variietas unggul.

Oleh karena itu, HM Arum Sabil juga memohon kepada negara dan pemerintah, agar para peneliti ini tidak disibukkan dengan perihal perekonomian keluarganya.Dengan demikian, harapannya urusan ekonomi keluarga peneliti dapat dibantu negara, agar para peneliti lebih fokus dalam penelitian untuk mendapatkan varietas tebu unggul.

Lebih jauh yang bersangkutan, yang juga sebagai Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Jawa Timur tersebut menjelaskan, ketahanan pangan merupakan salah satu kekuatan sebuah negara dan bangsa. Sehingga kunci utamanya, adalah menjadikan negara bisa berdaulat di bidang pangan. Gula sebagai salah satu komoditi pangan sudah saatnya diusahakan, untuk menjadi komoditas yang swasembada.

Karena itu, sudah saatnya petani tebu di Indonesia, saling bergandengan tangan dengan semua pihak untuk memperkuat swasembada gula. ”Dengan demikian, harus kembali berdaya saing seperti di Tahun 1930, di mana Indonesia menjadi produsen gula dunia dan pengekspor gula terbesar kedua setelah negara Kuba,”jelasnya.

Suasana Munas Asosiasi Petani Tebuh
Suasana Munas Asosiasi Petani Tebuh Rakyat Indonesia Tahun 2022, di Hotel Best Western Papilio Kota Surabaya, Jumat (18/Maret ) 2022.(Foto:SN/dok-ji-aed)

Mengingat hal tersebut, masih ungkap H Adjie Sudarmadji masih mengutip penjelasan HM Arum Sabel, saat ini luas lahan tebu sekitar dua kali lipat dari Tahun 1930, yaitu 420.000 hektar. Akan tetapi, produksi gula yang dihasilkan hanya di bawah 2,5 juta ton. Padahal, kebutuhan konsumsi gula nasional setiap tahunnya terus meningkat, dan bahkan hingga hari ini saja sebesar 5,7 – 6 juta ton/tahun.

Untuk itu, pihaknya mengharap agar para petani tebu di Indonesia dapat membangun kemitraan yang baik dengan pabrik-pabrik gula. Sebab, pabrik gula adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan para petani tebu, sehingga pihaknya pun berharap agar keduanya bisa saling bekerja sama dan melakukan revitalisasi, agar memiliki produk gula yang berdaya saing tinggi.

Selebihnya, petani tebu bertugas meningkatkan produktivitas, sementara pabrik gula menjaga pabriknya agar memiliki proses yang efisien, dan tidak memiliki los dalam pabrik. ”Dengan begitu, bukan tidak mungkin Indonesia dapat meraih kejayaannya menjadi negara pengekspor gula dunia,”tandasnya.

Di sisi lain, Sekum DPP APTRI H Adjie Sudarmadji juga mengutip pendapat Ketua Umum APTRI periode 2015-2020, Abdul Wahid. Yakni, mengucapkan terimakasih kepada Ketua Dewan Pembina APTRI HM Arum Sabil, dan seluruh perwakilan DPP, dan DPC atas kehadirannya dalam gelaran Munas Tahun 2022 ini.

Dalam Munas Kali ini memang diselenggaran Tahun 2022, yang semestinya digelar di Tahun 2020 lalu karena adanya Covid-19. Sehingga kegiatan yang sifatnya berkumpul dalam jumlah banyak tidak diizinkan oleh pemerintah. ”Namun dalam kesempatan ini, kita bisa menyelenggarakan Munas II secara sederhana dan tetap mematuhi prokes,”ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga mengharap agar Ketua Dewan Pembina APTRI dapat memberikan arahan kepada DPP APTRI juga memberikan wejangan dalam melaksanakan kegiatan Munas maupun kepengurusan DPP APTRI. ”Bila mana dalam bertugas kami ada kekhilafan dan kekurangan mohon maaf sebesar-besarnya. Apalagi, saya juga mengemban amanah dari masyarakat sebagai anggota DPR RI, pungkas Abdul Wahid sebagaimana dikutip H Adjie Sudarmadji.

About Post Author

Alm. Alman Eko Darmo

Pemimpin Redaksi Samin News
Previous post Disingkirkannya Rambu Petunjuk di Ruas Jalan Pati-Gabus Dinilai Tepat
Next post Rencana Pembangunan RSUD Juwana Hilang dari Peredaran
Social profiles