Dua Nelayan Puncel Sampai Petang Ini Belum Kembali ke Rumah

Saat ini jika cuaca pagi hari di kawasan perairan utara wilayah Pati dan sekitarnya laut tenang dan tak bergelombang, di antaranya adalah di perairan Banyutowo, Kecamatan Dukuhseti. Akan tetapi, di siang hari gelombang besar pun terjadi.(Foto:SN/aed)

SAMIN-NEWS.com, PATI – Dua nelayan asal Desa Puncel, Kecamatan Dukuhseti, Pati yang sejak Sabtu (4/Desember) siang lalu berangkat melaut, tapi sampai Senin (6/Desember) petang ini atau saat berita ini ditulis, keduanya dikabarkan belum kembali ke rumah. Kedua nelayan tersebut, adalah Sunardi dan Irul, tapi Tim SAR Tunggul Wulung Dukuhseti sampai saat ini terus memantau perkembangan situasi di laut.

Sebab, perairan kawasan utara Jepara dan Pati saat ini, papar Ketua Tim SAR yang bersangkutan, Mbah Ali alias Mbah Anggur yang bermarkas di Dukuh Slempung, Desa/Kecamatan Dukuhseti, bila pagi hari tetap tenang tanpa adanya angin, ombak, dan gelombang. Akan tetapi menjalang siang, kondisi laut berubah total, karena selain angin kencang, ombak juga gelombang besar.

Karena itu keras dugaan, perahu kedua nelayan tersebut saat dalam perjalanan melaut yang meninggalkan tempat pada siang tersebut dihantam gelombang besar. ”Akan tetapi kondisi keduanya belum diketahui secara pasti, karena kami juga belum mendapat informasi dari sesama nelayan maupun pihak berkompeten lainnya, teruma di mana keberadaannya,”ujarnya.

Semalam (tadi malam), lanjutnya, dia mendapat informasi bahwa Satpam PLTU Tanjung Jati B di Jepara, menemukan motor boat dan beberapa personelnya. Hal itu dikabarkan, bahwa yang ditemukan adalah dua nelayan Puncel, tapi setelah informasi tersebut dicek langsung ke PLTU melalui telepon, ternyata pemberi informasi itu salah paham.

Sebab, yang ditemukan memang motor boat yang ditumpangi beberapa orang dan saat berada di perairan sekitar PLTU tersebut dihantam gelombang besar. Dengan demikian, barang kali kondisi tersebut sama yang dialami dua nelayan Puncel yang dalam mencari ikan seringnya berada di sekitar perairan Pulau Mandalika.

Tadi pagi, pihaknya bersama enam personel dari Tunggul Wulung juga sudah bergerak kelaut tapi menjelang siang harus cepat-cepat mendarat, karena cuaca di laut cukup gelap dengan mendung tebal. ”Menyikapi kondisi itu dan mulai bertiupnya angin kencang, maka upaya menghindari terjadinya hal-hal tak diinginkan, teman-teman segera kembali ke darat,”imbuhnya.

About Post Author

Alm. Alman Eko Darmo

Pemimpin Redaksi Samin News
A Haryo Budiawan SE MM (foto:SN/dok) Previous post Penanganan Anak yang Berhadapan dengan Hukum – Oleh : A Haryo Budiawan SE MM
Next post Puan Serukan Dirikan Dapur Umum Bantu Warga Terdampak Erupsi Semeru
Social profiles