Puncak Kemarau Air Waduk Seloromo Tidak Sampai Banyak Berkurang

Kondisi air Waduk Seloromo, di Desa/Kecamatan Gembong pada puncak kemarau bulan Oktober ini tidak sampai banyak berkurang seperti tahun-tahun sebelumnya.(Foto:SN/aed)

SAMIN-NEWS.com, PATI – Puncak kemarau tahun ini (2021), berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena bulan Oktober seperti sekarang biasanya air Waduk Gembong airnya sudah banyak menyusut, tapi sekarang justru tidak sampai banyak berkurang. Dengan demikian, sisa air waduk biasanya hanya cukup untuk pembasahan konstruksi bangunan waduk agar jangan sampai mengalami keretakan akibat kemarau panjang.

Hanya saja di sisi lain, waduk yang pada awalnya mampu menampung air sebanyak 9 juta meter kubik tersebut barang kali volumenya sudah banyak berkurang akibat tingginya tingkat sedimentasi. Dengan demikian, sudah saatnya kolam genangan atau kolam waduk saatnya untuk dinormalsasi oleh pihak yang berkompeten, yaitu Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali -Juwana Jawa Tengah.

Akan tetapi, beberapa petani di kawasan hilir jaringan irigasi waduk itu, khususnya di Kecamatan Pati yang meliputi sejumlah desa seperti Sidokerto, Panjunan ,Kutoharjo, Sarirejo, Geritan, Dengkek, Sugiharjo, dan Widorokandang benar-benar sangat diuntungkan. ”Sebab, mulai bulan Juli atau Agustus lalu kami masih bisa kembali menanam padi, tanpa diliputi rasa khawatir akan menghadapi kesulitan mendapatkan air,”ujar salah seorang petami, warga Desa Sugiharjo, M Gono (47).

Dengan demikian, lanjutnya, saat ini tanaman padi tersebut-rata tinggal menunggu panen paling lambat akhir bulan ini, meskipun sudah ada di antara petani yang panen. Sehingga selesai panen pada musim tanam (MT) IIIĀ  ternyata banyak juga dibantu dengan masih turunnya hujan, sehingga biasanya membutuhkan air dari irigasi waduk sekarang jarang diperlukan.

Karena itu, sudah semestinya jika Waduk Gembong yang mampu mengairi lahan petani seluas 3.885 hektare tentu tidak banyak tersimpan di daerah genangan waduk. Selebihnya waduk juga masih mendapat tabahan air dari saluran pembawa/pengisi, karena turunnya hujan di kawasan hulu lereng Muria sampai sekarang.

Kondisi tersebut sudah barang tentu menguntungkan para petani, karena selesai panen padi pada MT III ini mereka langsung bisa kembali mempersiapkan pengolahan lahan dalam menghadapi MT I Oktober 2021 – Maret 2022. ”Harapan kami di tengah musim tanam padi tumbuh maksimal antara Desember 2021 dan Januari 2022 di Pati tidak menghadapi ancaman banjir kiriman dari hulu,”paparnya.

About Post Author

Alm. Alman Eko Darmo

Pemimpin Redaksi Samin News
Previous post Penentuan Batas Wilayah Harus Dilakukan Bagian Tata Ruang dan Kantor Pertanahan
Next post Cukup Menggembirakan Capaian Realisasi APBN KPPN Pati Tembus 69 Persen
Social profiles