SAMIN-NEWS.com, PATI – Menjelang puasa, tradisi tabur bunga atau nyekar sudah menjadi nilai tersendiri bagi masyarakat. Sebagai sesuatu hal yang diyakini sakral, barang tentu akan tetap dilestarikan oleh pemegang keyakinan tersebut. Dan ini menjadi berkah tersendiri bagi penjual bunga tabur di sisi selatan Pasar Puri, Pati.
Bagyo (43) salah seorang penjual bunga tabur, mengaku penjualan bunga saat ini masih dirasa turun terhadap penjualan pada tahun lalu. Padahal, kalau musim menjelang lebaran adalah waktu panen bagi seorang penjual bunga tabur seperti dirinya.
“Ya ramai memang ramai pembeli, akan tetapi meskipun ramai masih beda dengan tahun sebelumnya. Tak banyak pemudik yang pulang kampung, jadi ya berkurang yang nyekar,” ujarnya disela melayani pembeli, Kamis (23/4/2020).
Perubahan pembeli bunga tabur, kata dia, setidaknya ada sekitar 30% yang disebut menurun dengan tahun sebelumnya. Penurunan ini, lantaran masyarakat banyak yang tak mudik dengan adanya wabah pandemi. Dan memang, baru-baru ini pihaknya mendengar pemerintah melarang warga untuk mudik lebaran tahun 2020 ini, tuturnya.
Penjualan bunga tabur pada saat hari biasa, dirinya mengaku mendapat omset per hari sampai dengan 300 ribu dari pagi hingga sore hari. Namun untuk hari ini yang kebetulan menjelang puasa ada tradisi tabur bunga, berimbas juga dengan banyaknya pembeli. “Hari biasa sekitar 300-an, tapi saat ini kan menjelang puasa jadi naik pembeli. Omsetnya kisaran satu jutaan,” tambah dia.
Meskipun omset naik, tapi memang terasa akibat wabah corona. Akhirnya, banyak yang tak pulang kampung, kemudian tak tabur bunga dan berpengaruh pada pendapatan omset. Padahal, masih kata dia, pada hari biasa tak hanya penjual bunga yang merasakan, dirinya menyebut penjual es minuman, pada jam 9-an sudah habis, tapi nyatanya ini masih banyak. Dengan demikian, tak cuma dirinya yang merasa mengalami penurunan penjualan. Ada berbagai pihak turut serta merasakan demikian karena wabah corona.
