Membumikan Peringatan Hari Jadi Pati;Sebuah Catatan dari Beberapa Tulisan (9)

SAMIN-NEWS.COM – ”Nak bersabarlah, masih terbuka kesempatan untuk ikut membumikan peringatan Ke-696 Hari Jadi Pati Tahun 2019.”  Begitulah kira-kira jawaban kita sebagai orang tua, jika anak atau cucu-cucu kita bertanya, ”Mengapa kita tidak diikutkan dalam memeriahkan perayaan Hari Jadi Pati, ya Kek?

Pertanyaan bernada protes dari seorang cucu yang masih duduk di bangku Kelas V dan kini naik ke Kelas VI SD, ”Saya ini bisa berdeklamasi dan juga bisa baca puisi, lho Kek. Kata Ibu Guru, anak-anak itu aset masa depan Republik Indonesia.”

Sedangkan yang lainnya juga ada yang pamer, sekarang sudah mulai bisa menabuh gamelan, main jaran kepang. Yang lainnya lagi juga pamer kebolehannya  bisa mendalang,  menari bondan, dan masih banyak lagi cuitan atas kemampuannya, karena di sekolah oleh Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) kepada mereka mulai diajarkan kesenian daerah, termasuk seni pertunjukan yaitu ketoprak.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut, (kalau tidak anak kritis berpikir) pasti tidak akan pernah melontarkan pertanyaan itu, sebenarnya sesuai usulan seniman gaek yang selama ini konsisten sebagai dalang dan juga penabuh gamelan.  Dalam kesempatan berbincang dengan ”Samin News” (SN) yangbersangkatan memngatakan, bahwa dia saat diundang rapat panitia hari jadi, pernah menyampaikan usulan.

Di antaranya, di pinggir jalan yang strategis dan dilalui prosesi kirab boyongan (pindahan) pusat pemerinatahan dari Kemiri ke Kaborongan, seharusnya dipasang panggung untuk anak-anak berkiprah kesenian. Seperti di pertigaan antara Jl Pemuda dan Jl Soponyo barat pertigaan Gemeces, sehingga bagi anak-anak yang selesai melaksanakan tugasnya bisa bergabung mengikuti kirab.

Akan tetapi dalam rapat panitia berikutmya, usulan itu sudah tidak ada bekasnya, dan hal itu saja usulannya ditolak. ”Tapi kami juga punya usul lagi, bagaimana kalau dalam rangkaian Hari Jadi Pati dan perayaan Kemerdekaan RI, Komunitas Sepeda Unta se-Jawa Tengah dihadirkan di Pati dengan hadiah yang menarik,”ujarnya.

Apa yang diusulkan awal dan yag baru saja disampaikan seniman Naryo, untuk tingkat pelaksanaannya bukanlah hal sulit. Panitia induk hari jadi, khususnya yang menangani masalah olahraga bisa membentuk sub-kepantiaan yang menangani usulan tersebut, karena kalau hadiahnya menarik, pesertanya membeludak, maka peserta akan terkesan dengan nama Pati.

Jika bertanya dari mana lagi sumber pembiayaannya? Lho, bukankan ada kelebihan dari hasil negosiasi dari penawaran harga yang diajukan rekanan pemenang lelang prosesi kirab hari jadi sebesar Rp 65 juta, hal itu masih sah untuk dimanfaatkan dengan memberlakukan ketentuan perhitungan tambah-kurang.

Hal itu tentu bisa dibagi utuk membiayai anak-anak TK, SD, SMP dan SMA agar bisa diberikan kesempatan menguji dan mengeksplorasi kemampuannya, masing-masing Rp 25 juta untuk panggung gembira ria anak-anak. Sedangkan sisanya Rp 40 juta untuk membeli hadiah, misalnya sebuah sepeda motor dan untuk biaya penyelengagaraan, asal personel sub-panitia sepeda unta melaksanakannya dengan ikhlas. Pasti Bisa…!!(bersambung)

About Post Author

Redaksi Samin News

Seputar Informasi Masyarakat Independen
Previous post Satu-satuya Rekanan Penawar Lelang Pengadaan Jasa Kirab Prosesi Hari Jadi Ditetapkan Sebagai Pemenang
Next post Cicho Mc Kondang Multi Talenta andalan Kabupaten Pati.
Social profiles