Adegan Drama Demokratisasi Dimulai

Redaktur ”Samin News” Alman ED (Foto:SN/aw)


SAMIN-NEWS.COM  JIKA dunia memang panggung sandiwara, maka yang melahirkan adegan penuh hiruk-pikuk di dunia republik ini adalah adegan tentang demokratisasi. Karena bagian dari adegan tersebut muara akhirnya tak lain capaian tahta kekuasaan atas nama kedaulatan, sehingga bagi yang keblinger dalam memainkan perannya maka yang terjadi justru hal-hal artifisial.
Karena itu, sebagian peran elite politik yang haus kekuasaan tampilan di atas panggung sandiwaranya sudah barang tentu culas, penuh intrik yang dikemas dalam kebohongan (hoaks), nyiyir, sombong, licik, dan pecundang. Sedikit beruntung karena  rakyat sebagai pemegang kedaulatan atas republik ini, meskipun hanya sedikit-sedikit sudah mulai melek politik.
Dengan demikian para elit politik yang mencoba mengambil peran antagonis dengan segala kenyinyiran, kesombongan, dan kebohongannya justru gagal mempengaruhi para rakyat pemegang kedaulatan untuk memenuhi ambisinya. Apalagi, jika para tokoh pembisik di sekilingnya ternyata memunculkan watak dan peran aslinya sebagaimana yang digambarkan dalam dunia pewayangan, tak lain adalah Sengkuni.
Untuk menghundari dan mencegah munculnya para pembisik ambisius di kalangan para elit politik ini, maka sutradara sebagai pengendali jalannya cerita di atas panggung pilitik yang tak lain adalah lembaga KPU, benar-benar dituntut sebagai sutradara yang piawai. Mengingat, pergelaran dan adegan dramanya, Rabu (17/4) sudah dimulai, maka ada beberapa yang harus diwaspadai dan dicermati.
Sebab, hal itu sudah muncul dalam pentas drama politik untuk pemilu luar negeri yang mengharuskan warga republik yang selama ini berdomisili di luar rengkuhan Ibu Pertiwi. Di negeri jiran Malaysia, yaitu di Bangi Selangor dengan surat suara yang sengaja dicoblosi, hal itu jelas sebuah indikasi kesengajaan.
Apalagi, jika kita dengan nalar waras mencerna terjadinya keculasan itu jika tidak karena adanya unsur kesengejaan untuk kpentingan tertentu jelas sulit bisa diterima oleh akal waras kita. Sebab, surat suara tersebut adalah surat suara yang akan dikirim ke alamat tempat tinggal WNI di negeri tersebut untuk dicoblos.
Selesai itu tentu harus dikirim kembali ke  PPLN, tapi mengapa kalau surat suara itu benar asli bisa ”klayapan”  ke sebuah ruko beberapa hari sebelum jadwal pemilihan. Pemilu luar negeri di negeri jiran tersebut pelaksanaannya dijadwalkan,  Minggu (14/4) kemarin yang penghitungan suaranya akan dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan Pemilu dalam negeri.
Berhubung ada pihak berkompeten Untuk membuat jelas permasalahan tersebut, maka hal yang harus dicermati dan di antsipasi saat Pemilu serentak di dalam negeri, la,anya antrean pemiolioh di setiap TPS. Sebab, setiap pemilih untuk bisa mencoblos surat suara secara seretak ddi dalam bilik setiap TPS, bisa saja memakan waktu lebih dari sepuluh menit per pemilih.
Dampak dari itu, maka yang bakal terjadi adalah banyaknya pemilih yang mengantre di setiap TPS, padahal pemungutan suara dimulai pukul 07.00 s/d 13.00. Karena itu, para petugas di TPS maupun KPPS tidak bisa terlalu kaku, tapi harus benar-benar bijak untuk menutup pemilih yang datang ke TPS setelah pukul 13.00, kendati akan muncul komplain dari pemilih maupun saksi.
Adapun pemilih yang sudah datang dan antre di dalam lingkungan TPS tetap harus dilayani untuk menggunakan hak pilihnya, kendati waktu sudah melebihi pukul 13.00. Jika tidak ada ketegasan sikap para petugas di TPS dan KPPS, maka di sinilah akan menjadi titik awal munculnya drama politik yang hiruk-pikuk. Tetap wasapada dan Salam Waras.(Ki Samin).

About Post Author

Redaksi Samin News

Seputar Informasi Masyarakat Independen
Previous post Tiga Rekanan Penyanggah Tender Ulang Proyek Revitalisasi Alun-alun Silakan Melakukan Sanggah Banding
Next post Kita Harus Tetap Waras Sebagai Bangsa yang Berdaulat
Social profiles