Evaluasi Tiga Bulan Pertama GOTAP

Pohon yang ditanam dalam Gerakan Orang Tua Asuh Pohon (GOTAP) 2018 oleh Forum Wartawan Pati (FWP) di lingkungan Kampus Kehidupan kawasan Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati dalam kurun waktu tiga bulan pertama yang bisa tumbuh maksimal  adalah cemara dan trembesi.(Foto:SN/aed)


 SAMIN-NEWS.COM  PATI – Pencermatan dan pemeliharaan tiga bulan pertama sejak dimulainya Gerakan Orang Tua Asuh Pohon (GOTAP) Tahu  2018 oleh Forum Wartawan Pati (FWP) November tahun lalu, diketahui ada beberapa jenis pohon yang ditanam mengalami pertumbuhan cukup cepat dan maksimal. Yakni, jenis pohon cemara dan trembesi, dan jika untuk pohon buah-buahan yang  dalam kondisi sama adalah untuk buah tin.
Sedangan yang pertumbuhannya lambat, yaitu untuk jenid pohon gaharu dan glodog pecut, termasuk yang jenis  buah-buahan yaitu klengkeng, rambutan, durian, manggis, dan sirsak. Sedangkan pohon buah-buahan berbatag lunak, seperti pepaya dan pisang bisa tumbuh dengan baik, dan juga bisa berbuah lebat.
Hal itu dibenarkan Ketua GOTAP FWP Tahun 2018. Wicaksono Adi Prabowo Yekti.Kalau yang jenis sayuran jenis gambas, pare welut, sawi, kangkung bisa tumbuh baik, tapi hama perusak daun seperti ulat, dan belalang jumlahnya ribuan, serta lalat buah.
Dari pencermatan yang dilakukan, salah satu faktor penyebabnya karena lokasi Kampus Kehidupan itu berada dalam lingkup kawasan Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) sampah. ”Karena itu wajar jika muncul bebagai jenis  serangga kecil yang cenderung merusak dan itu jumlahnya ribuan, sehingga pucuk pohon trembesi yang sebenarnya bisa tumbuh maksimal pun diserang ulat,”ujarnya.
Ini pohon gaharu yang tumbuhnya cukup lambat meskipun ditanam sejak tiga bulan lalu, belum bisa tumbuh maksimal (atas). Bila dibanding dengan pohon buah tin yang ditanam baru tiga pekan untuk perkembangan tinggi batangnya hampir sama.(bawah)(Foto:SN/aed)

Di sisi lain, katanya lagi, secara kebetulan, lokasi lahan untuk gerakan ini sebelumnya diuruk dengan tanah hasil penggalian lubang pembuangan sampah model ”Sanitary landfill.” Terlepas dari hal tersebut, yang penting dalam gerakan pohon yang diasuh/dipeliharan setekah ditanam tidak banyak yang mati, sehingga ke depan tetap memberi harapan tetap tumbuh meskiupun ada yang pertumbuhannya lambat seerti gaharu.
Apalagi, untuk pengasuhan yang harus dilakukan pihaknya terhadap seiap pohon  adalah selama lima tahun, sehingga rentang waktu tersebut memang panjang. Akan tetapi, target capaian yang ingin dihasilkan adalah sebagai bukti, bahwa menanam pohon dalm jumlah banyak jika setelah ditanam tidak dilanjuti dengan pemilaharaan, tak lebih hanya sekadar upaya yang sia-sia.
Untuk pemeliharaan selain dilakukan tiapa hari, tiap pekan para anggota satuan Pramuka Penegak FWP juga bertugas memeliharanya. Namun kendala yang dihadapi bila musim penghujan seperti sekarang, adalah begitu cepat tumbuhnya aneka rumput dan gulma  dalam waktu sepekan juga cukup menyulotkan pihaknya.
Padaha, alat penyemprot rumput menggunakan pestisida juga sudah dilakukan, tapi bari semakan ruimput-rumput liar itu justru begitiu cepat berkembang. ”Ini kami baru beruaya mencari mesin pemotong rumput, syukur-syukur bisa dapat pinjaman,”imbuh dia.(sn)

About Post Author

Redaksi Samin News

Seputar Informasi Masyarakat Independen
Previous post Setengah Jam Rp 30.000
Next post Panel Surya Untuk PJU Hilang Dicuri
Social profiles