Mahasiswa Pascasarjana ITY Kunjungi TPA Sukoharjo

Rombongan mahasiswa pascasarjana Teknik Lingkungan Institut Teknologi Yogyakarta (ITY) yang siang tadi berkunjung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI-Sudah saatnya kawasan lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati, ditetapkan sebagai pusat wisata edukasi. Semua pihak yang terkait hal tersebut hendaknya bisa mempersiapkan fasilitas apa saja yang diperlukan untuk keperluan itu.
Pertimbangannya, karena selama ini kawasan lingkungan tersebut menjadi pusat studi banding oleh banyak kalangan, dan banyak daerah. Sebagaimana yang kali terakhir tadi siang, rombongan mahasiswa pascasarjana Teknik Lingkungan Institut Teknologi Yogyakarta (ITY) juga berkunjung ke TPA  yang pengelolaannya sudah melakukan sejumlah inovasi ini.
Terakhir, kata Kepala Seksi (Kasi) Kebersihan Bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabuaten Pati, Sukiman, Pati juga mempunyai fasilitas untuk TPA dengan model ”Sanitary Landfill”.  Selebihnya dari sistem pengolahan sampah juga sudah dimanfaatkan untuk enerji yang terbarukan.
Hal tersebut berupa pengambilan gas methan dari timbunan sampah yang disalurkan untuk keperluan memasak sehari-hari warga di lingkungan kawasan tersebut, sehingga pengembangan berikitnya adalah perluasan jaringan pipa distribusi gas tersebut sampai ke dapur warga. ”Akan tetapi sayangnya, fasilitas pipa yang terpasang si pinggir jalan dari TPA ke tempat tinggal warga beberapa waktu lalu ada pihak jahil yang membakarnya,”ujarnya.
Terlepas dari hal tersebut, katanya lagi, untuk kunjungan mahasiswa pascasarjana tekknik lingkungan itu, adalah berkait dengan tugasnya untuk melakukan praktik studi lapangan. Sesuai bidang dan disiplin keilmuannya, mereka tertarik bagaimana tentang sistem penataan sampah yang dalam keseharian jumlahnya cukup banyak.
Karena itu pihaknya pun menyampaikan penjelasan, bahwa teknik yang digunakan adalah sistem tutup. Maksudnya, sampah yang dibawa dari kota begitu tiba di lubang penimbunan setelah dipilah oleh para pemulung langsung dipadatkan dengan alat berat. Pemadatan secara maksimal tersebut harus dilakukan tiap hari.
Dengan demikian, upaa itu sama saja melakukan penataan sehingga sampah tidak berserakan atau menumpuk tanpa penataan. ”Setelah tingkat pemadatan berhasi-hari cukup maksimal, maka tahap berikutnya bagian lapis atas ditutup dengan pelapis tanah uruk. Teknik tersebut tentu untuk memutus tempat berkembangbiaknya lalat, serta meminimalisir munculnya bau tak sedap.
Untuk memperjelas apa yang ditanyakan para mahasiswa itu, maka mereka pun diajak melihat langsung ke lokasi. ”Hal lain yang ingin mereka ketahui, tak lain soal pemprosesan akhir sampah khusus yang berupa dedaunan mebjadi kompos,”kata Sukiman.(sn)

About Post Author

Redaksi Samin News

Seputar Informasi Masyarakat Independen
Previous post Tingginya Tingkat Kesulitan Peningkatan Akses Jalan Kedumulyo-Tompegunung
Next post Kodim 0718 Pati Besok Malam Gelar Wayangan di Gedoeng Joeang
Social profiles