Sako Pramuka Penegak FWP Dikunjungi Dedengkot Pramuka Tahun 1970-an

Kak Bambang Pramono dedongkot Pramuka Pati di era Tahun 1970-an, menyempatkan berkunjung dan memberi motivasi para Pramuka Penegak anggota Satuan Komunitas (Sako) Forum Wartawan Pati (FWP) di pangkalannya. Yakni, kompleks kawasan Kampus Kehidupan Tempat Pembuangan Ahir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Salah satu dedongkot Pramuka di era Tahun 1970-an yang masih tetap bersemangat sebagai sosok seorang Pandu, Kak Bambang Pramono, hari ini menyempatkan mengunjungi pangkalan Satuan Komunitas (Sako) Pramuka Penegak Forum Wartawan Pati, di lingkungan kompleks Kampus Kehidupan. Yakni, di kawasan lingkungan Tempat Pembuangan  Akhir (TPA) sampah, Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati.
Kedatangan yang bersangkutan bersama istri Kak Suciati yang juga seorang aktivis Pramuka di akhir era tahun tersebut, karena sengaja menyempatkan untuk melihat langsung aktivitas Pramuka Penegak yang berpangkalan di tempat tersebut. Sebab, mendengar penyebutan TPA tentu orang langsung menangkap kesan sebuah tempat kumuh.
Ternyata, katanya, lokasi tersebut sangat menunjang sebagai pangkalan ternyata ramuka Penegak yang tengah membentuk karakter sebagai generasi muda mandiri. Apalagi, bekas lokasi penimbunan sampah ternyata bisa disulap menjadi pusat kegiatan bercocok tanam sayuran yang saat ini tengah selesai dilakukan uji coba.
Dengan demikian, setelah datangnya musim hujan memang sudah masuk daftar agenda kegiatan penanaman tanaman semusim untuk beberapa jenis sayur, seperti pare belut, gambas, kangkung, dan sawi. ”Dari hasil menanam tersebut, tentu bisa dibawa ke pasar untuk dijual dan hasil penjualan bisa mebjadi kas Sako,”ujarnya.
Hal itu membuktikan, masih kata dia, bahwa seorang Pramuka Penegak seharusnya memang mampu mengurus kebutuhan sendiri. Sehingga saat hendak merencanakan kegiatan, tidak harus kebingungan bagaimana menyediakan bekal dan  sumber pembiayaannya, sebagaimana Pernah dialami pada masa-masa itu, karena Pramuka Penegak waktu itu dipercaya oleh pemerintah sebagai Tim Taskforce  penyaluran beras musim paceklik dalam bentuk operasi pasar.
Dari hasil itulah, bisa dihimpun iuran untuk membiayai kegiatan di bawah koordinator Dewan Kerja Cabang (DKC) Kwarcab Pati, karena saat itu memang dia yang dipercaya untuk memimpin DKC, sehingga otomatis dia pun menjadi bagian dari Dewan Kerja Daerah (DKD) Kwarda Jawa Tengah. Dengan demikian, kepercayaan itulah yang nilainya amat mahal tapi Pramuka Penegak bisa mengemban kepercayaan yang telah diberikan itu.
Untuk memupuk semangat dan membangun kepercayaan atas kemandiriannya itulah, maka hal utama yang harus tetap dilakukan adalah dengan konsekuen dan konsisten memegang teguh Dasa Darma. ”Apalagi, waktu itu kami bersama para penegak militan lainnya, termasuk ada salah seorang di antara kami ada yang dikirim sebagai pembina di Timor-Timur (Timtim) atau yang sekarang dikenal sebagai Timor Leste wetelah memisahkan diri dari NKRI,”katanya.
Dalam kesempatan sama para pamong Sako bersama FWP juga tengah mempersiapkan perencanaan Gerakan Orang Tua Asuh Pohon (GOTAP), di mana susunan penanggung jawabnya sudah ditetapkan. Selebihnya juga lokasi penanaman, penyediaan bibit, dan personel koordinator sehingga kami tinggal melakukan ajakan kepada masyarakat yang bersedia bergabung dan ikut ambil bagian sebagai orang tua asuh pohon yang harus ditanam.
”Khusus yang disebut terakhir, kami akan berupaya untuk menyediakan bibit tenaman jenis Gaharu dan Dewa Daru,”kata Sekretaris GOTAP, Satryo yang juga Sekretis FWP Pati.(sn) 

About Post Author

Redaksi Samin News

Seputar Informasi Masyarakat Independen
Previous post Eddy Siswanto; Menyarikan Kembali Sejarah Suku Bangsa Tionghoa di Indonesia (lanjutan)
Next post Fakta Intergritas setia konstisusi NKRI harus dicantumkan sebelum mendapat KTP
Social profiles