Penjual Janur Mulai Muncul di Pasar Puri

Penjual janur atau daun kelapa muda paling lama di Pasar Puri Pati yang sampai sekarang masih melakukan hal itu, adalah Mbah Sutarmi (no 3 dari kiri), warga Gunungrowo, Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong.(Foto:SN/aed)

SAMIN-NEWS.com, PATI – Jika Lebaran 1 Syawal 1443 Hijriyah, jatuh di hari Senin (2/Mei) 2022, maka saat ini waktunya tinggal dua hari lagi. Akan tetapi di tengah-tengah kepadatan para pengunjung Pasar Puri Pati dari pagi kembali ke pagi hari berikutnya yang sudah mulai muncul di antaranya penjual daun kelapa muda dan biasa disebut janur dengan warna khas putih ke kuning-kuningan.

Sejak Jumat (29/April) 2022 kemarin para penjual yang sudah mulai menjajakan dagangannya ada lima perempuan, dan tetua adalah Mbah Sutarmi karena berjualan janur setiap Lebaran di pasar tersebut sejak masih muda. Sekarang kesempatan itu mulai diturunkan kepada salah seorang putrinya, karena dalam mengais hasil berjualan yang kesempatannya muncul sekali dalam satu tahun terhitung lumayan.

Waktu untuk berjualan pun biasanya lebih dari sepekan, karena acara kupatan biasanya berlangsung sepekan setelah Lebaran. ”Tapi saat Lebaran Idhul Fitri juga sudah ada yang membeli janur maupun selongsong ketupat sudah jadi tinggal mengisi beras kemudian digodok seperti menggodog lontong,”ujarnya.

Sedangkan jika untuk membuat makanan yang dikemas dengan janur dan berisi beras ketan, lanjutnya, memang harus dibuat sendiri di rumah oleh pembelinya yang tak lain adalah ibu-ibu. Khusus hal itu untuk membeli janur biasanya terbatas karena untuk kepentingan sendiri, atau dibagikan pula ke beberapa tetangga.

Dengan demikian, penjualan banyak dilakukan kepada bakul yang dijual lagi di pasar-pasar lain, seperti Pasar Juwana, Kayen, Sukolilo, dan juga beberapa pasar lainnya. Biasanya bakul-bakul ini membeli sampai beberapa ikat, di mana untuk satu ikat berisi janur sebanyak 50 helai dalam kondisi awal menjelang Lebaran ini dijual dengan harga Rp 25.000/ikat itu .

Sebab, ia membeli dari pemilik pohon kelapa dalam jumlah ikatan besar beriisi 1.000 helai dengan harga 250.000, maka jika dijual dalam ikatan per 50 helai maka sama saja dibagi menjadi 20 ikat, kali Rp 25.000/ikat, bisa memperoleh lumayan. ”Jika untuk selongsomg ketupat yang sudah jadi per 10 biji, kami menjualnya dengan harga Rp 15.000,”imbuhnya.

About Post Author

Alm. Alman Eko Darmo

Pemimpin Redaksi Samin News
Previous post E-Majalah Samin News Edisi April 2022
Next post Warga Sambut Baik PT Dua Kelinci Ikut Peduli Bersihkan Tumpukan Sampah di Bendung Blado
Social profiles