Sepekan Lagi Gelontoran Air dari Klambu-Gebang Sampai di Areal Persawahan Petani di Kecamatan Sukolilo

Sejak digelontorkan Kamis (16/10) hingga Jumat (16/10) kemarin air dari jaringan irigasi Klambu-Gebang, sudah mengalir ke hilir melalui jaringan irigasi primer Jratunseluna.

SAMIN-NEWS.com, PATI – Jika tidak ada kendala berarti di lapangan maka para petani di kawasan irigasi Klambu-Gebang, mulai dari Desa Prawoto hingga ke Desa Cengkalsewu, di Kecamatan Sukolilo, areal persawahannya akan mendapat gelontoran air dari jaringan irigasi Jratunseluna itu. Apalagi di kawasan wilayah kecamatan ini juga sudah sering turun hujan, baik pada sore maupun malam hari.

Dengan demikian, para petani saat ini sudah harus persiapan turun ke sawah untuk mebenahai jaringan saluran tersier yang menuju ke masing-masig areal persawahannya agar nanti saatnya bisa menanam secara serentak pada musim tanam (MT) padi I. Jika saat menanam ini bisa berlangsung serentak pada pertengahan November mendatang, maka harapan untuk bisa panen serentak akan berlangsung Maret 2021 mendatag.

Beberapa petani ketika ditanya terpisah mengatakan, selama air masuk ke areal persawahannya lebh cepat maka akan lebih cepat mereka bisa mengolah lahan dan mempersiapkan tanam. ”Apalagi, jika  hama utamanya tikus tidak terlalu banyak menyerang maka para petani akan merasa lega karena ancaman serangan hama tersebut berkurang,”ujar Sukarto, salah seorang petani Desa Wotan.

Jaringan irigasi primer Jratunseluna yang harus menggelontorkan air utuk para petani di wilayah Kecamatan Kayen dan Gabus, Jumat (16/10) masih kering.

Harapan lain, lanjutnya, agar pada musim hujan saat ini tidak memunculkan cuaca yang ekstrem sehingga curah hujan pun tidak dengan intensitas tinggi. Jika kondisi tersebut bisa terjadi maka ancaman terjadi gelontran banjir dari kawasan hulu bisa dihindari, termasuk berkurangnya serangan hama tikus, di mana ada beberapa yang melihat secara langsung bahwa saat ini hama tersebut sudah dari kawasan areal persawahan naik ke kawasan perbukitan di Pegunungan Kendeng Utara.

Hal tersebut mengisyaratkan, bahwa hama pengerat itu akan menyerang tanaman jagung yang ditanam para petani di kawasan perbukitan kendeng. Sebab, berlangsungnya bercocok tanam palawija jenis tersebut biasanya dilakukan saat berlangsung peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan, tapi mudah-mudahan saja hal itu tidak terjadi.

Terlepas dari berpindahnya hama tikus dari areal persawahan ke kawasan perbukitan itu bisa saja terjadi, karena saat ini di areal persawahan untuk tanaman jagung sudah selesai dipanen maka  binatang itu mencari makan di tempat lain. ”Harapan kami saat para petani mengolah sawahnya untuk menanam padi, maka serangan hama dan ancaman banjir janganlah sampai terjadi,”imbuhnya.

About Post Author

Alm. Alman Eko Darmo

Pemimpin Redaksi Samin News
Previous post Bendung Widodaren di Jaken yang Semakin Tak Terurus
Next post Kabupaten/Kota Bakal Diundang Provinsi Bahas Besaran UMP
Social profiles