Mengingatkan Keberadaan Jembatan Gantung di Alur Kali Puncel

SAMIN-NEWS.com, PATI – Upaya mengingatkan untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan fasilitas umum berupa jembatan gantung harus selalu dilakukan oleh pemerintahan di kedua desa di wilayah perbatasan, yaitu Desa Puncel, Kecamatan Dukuhseti, Pati dan Desa Pasokan, Kecamatan Keling, Jepara. Sebab, jembatan tersebut sudah puluhan tahun menghubungankan masyarakat di kedua desa itu.

Lagi pula berdasarkan keterangan yang dihimpun menyebutkan, bahwa Tahun 2019 lalu sekitar bulan Juni atau Juli, tepatnya  di bulan Apit (Jawa), di siang hari jembatan itu terperosok masuk ke dalam alur kali. Faktor penyebab, sling yang menjadi penguat jembatan di sisi selatan alur kali atau yang berada di Desa Puncel lepas, karena saat itu di atas jembatan terlalu berat bebannya sehingga lepasnya ikan dari pengaman tak bisa dihindari.

Hal itu terjadi, kata beberapa warga ketika dijumpai tengah berada di Temoat Pelelangan Ikan (TPI) Puncel mengatakan, saat itu berlangsung pertunjukan hiburan ketoprak dalam rangkaian pelaksanaan Sedekah Bumi. ”Karena panggung hiburan tersebut hanya bisa didirikan di depan TPI menghadap ke utara, maka penontonnya paling banyak dari sisi utara,”ujar salah seorang perempuan bakul ikan, Ny Sutijah, warga Puncel.

Karena jika dari utara terhalang alur kali dengan jarak dari panggung sekitar 30 meter, maka kebanyakan mereka menonton dari atas jembatan. Akibat sepanjang jembatan gantung itu dipenuhi penonton, maka sling pengikat di sisi selatan lepas, sehingga jembatan pun terperosok masuk ke dalam kali yang kebetulan haru itu kondisi air laut tidak sedang pasang.

Dengan demikian, kendati jembatan tersebut masuk ke dalam air kali sampai membuat orang-orang di atasnya terpesorok masuk dan tengtgelam. Akan tetapi, baik tua muda dan bahkan anak-anak yang berada di atas jembatan tersebut terperosok, sehingga ada di antara mereka yang luka-luka sudah pasti tak bisa dihindarkan.

Mengingat hak tersebut, bagi warga kedua desa di perbatasan yang tiap haru melintas masing-masing saling menjaga diri karena kondisi jembatan memang sudah tua, dan mulai ada bagian yang rusak. ”Adapun yang cukup menakutkan bagi ibu-ibu adalah saat berkendara motor bergeraknya jembatan ke kiri dan ke kanan sangat terasa, dan bila berboncengan maka pembongnya pun turun untuk berjalan kaki saja,”imbuhnya.

About Post Author

Alm. Alman Eko Darmo

Pemimpin Redaksi Samin News
Previous post E-Koran Samin News Edisi 27 Juni 2020
Next post Kasus Covid-19 di Jateng Terus Meningkat
Social profiles